SUBANGPOST.COM – Camat Blanakan, Cucu Wahyu, menyatakan dukungannya terhadap rencana normalisasi saluran Kalimalang Satu yang melintasi enam desa di wilayah Kecamatan Blanakan, Kabupaten Subang.
Rencana normalisasi Kalimalang Satu ini akan dilaksanakan bersamaan dengan pekerjaan normalisasi saluran pembuangan (kalen) di wilayah Desa Jayamukti.
Beberapa titik yang akan dinormalisasi meliputi Kalen Gebang Sawit dan Kalen Cibening di Dusun Kertamukti, serta Kalen Sedong dan Kalen Sawah di Dusun Tegaltangkil. Seluruh saluran ini bermuara ke Kalimalang yang mengalir langsung ke laut.
Langkah tersebut dinilai penting untuk meningkatkan efektivitas sistem irigasi pertanian yang menjadi penopang utama mata pencaharian warga.
Rencana normalisasi akan mencakup wilayah Desa Jayamukti, Rawameneng, Blanakan, Langensari, Muara, dan satu desa lainnya.
Jalur Kalimalang diketahui mengalir melalui Desa Jayamukti, Rawameneng, dan Blanakan, lalu tersambung hingga ke bagian timur Desa Langensari dan Muara. Titik pembuangan utama air ke laut direncanakan berada di Desa Jayamukti dan Langensari.
Camat Blanakan, Cucu Wahyu, menegaskan pentingnya kerja sama lintas desa demi keberhasilan program tersebut.
“Normalisasi Kalimalang ini sangat strategis untuk mendukung ketahanan pangan di wilayah Blanakan. Saya mengapresiasi sinergi para kepala desa dan berharap program ini segera ditindaklanjuti oleh pihak BBWS dan Kementerian Pertanian,” ujar Cucu Wahyu, Rabu (2/7/2025)
Senada dengan itu, Kepala Desa Jayamukti, Surjaya, menyambut baik rencana normalisasi yang dinilai sudah sangat mendesak.
“Kami di Jayamukti siap mendukung penuh pelaksanaan normalisasi ini. Titik pembuangan air ke laut berada di wilayah kami, dan kami berkomitmen menjaga kelancaran prosesnya agar manfaatnya bisa dirasakan oleh para petani,” katanya.
Anggota DPRD Kabupaten Subang, Mugni, yang turut hadir dalam pertemuan koordinasi lintas desa tersebut, menyatakan bahwa pihak legislatif siap mendorong percepatan realisasi program normalisasi.
“Kami akan mengawal program ini agar tidak hanya menjadi wacana. Ini menyangkut hajat hidup petani Blanakan yang sangat bergantung pada sistem irigasi yang lancar dan optimal,” tegas Mugni.
Pertemuan koordinasi yang diikuti enam kepala desa ini juga dihadiri perwakilan dari UPTD Blanakan. Proses normalisasi dijadwalkan segera dimulai setelah kunjungan teknis dari Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) dan Kementerian Pertanian Republik Indonesia.
Reporter: Sacim Zein