SUBANGPOST.COM – Pemerintah Desa Jayamukti, Kecamatan Blanakan, Kabupaten Subang, bersama pihak Asisten Manajer (Asmen) Pengairan, melaksanakan kegiatan survei teknis ke lokasi saluran irigasi Kalen Cibening dan Kalimalang Satu yang bermuara ke Laut Jawa, pada Senin (23/6/2025).
Kegiatan tersebut merupakan langkah awal dalam penyusunan pengajuan program normalisasi saluran irigasi kepada Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS), sebagai bentuk komitmen Pemdes Jayamukti dalam memperkuat infrastruktur pertanian di wilayahnya.
Tujuan utama dari program normalisasi ini adalah untuk meningkatkan kapasitas serta fungsi saluran irigasi agar mampu mengairi lahan pertanian secara optimal, khususnya di musim tanam yang akan datang.
Kepala Desa Jayamukti, Surjaya, menyampaikan bahwa kondisi saluran irigasi saat ini cukup memprihatinkan dan berpotensi mengganggu kelangsungan usaha tani warga apabila tidak segera dilakukan perbaikan.
“Saluran Kalen Cibening dan Kalimalang Satu merupakan nadi utama sistem pengairan bagi lahan pertanian masyarakat Jayamukti. Jika tidak segera dinormalisasi, distribusi air akan terganggu dan hasil panen petani bisa menurun drastis,” ujar Surjaya.
Ia juga menegaskan komitmen pemerintah desa untuk terus menjalin komunikasi dan koordinasi dengan pihak BBWS serta instansi terkait lainnya agar proses pengajuan dapat segera ditindaklanjuti.
“Kami sangat berharap pengajuan normalisasi ini mendapat respons positif dari BBWS. Ini bukan hanya demi pertanian, tetapi juga demi kesejahteraan para petani dan ketahanan pangan desa kami,” tambahnya.
Dalam kegiatan tersebut, tim Asmen Pengairan juga melakukan kunjungan langsung ke area persawahan untuk mendengar langsung keluhan dari para petani.
Mereka mengungkapkan bahwa rendahnya hasil panen akhir-akhir ini disebabkan oleh keterlambatan musim tanam, yang dipicu oleh banjir berkepanjangan dan gangguan air pasang.
Dengan adanya rencana normalisasi ini, masyarakat Jayamukti berharap agar permasalahan pengairan yang selama ini menjadi hambatan utama pertanian dapat segera teratasi dan tidak terulang di masa mendatang.
Reporter: Sacim Zein