SUBANGPOST.COM – Ma’had Al-Zaytun menggelar panen perdana padi ratun ke-1 varietas Koshihikari pada Senin (4/8/2025). Padi tersebut dibudidayakan oleh para pelajar melalui kegiatan ekstrakurikuler pertanian.
Padi ratun merupakan sistem budidaya yang memanfaatkan tunas baru dari sisa batang tanaman padi yang telah dipanen tanpa melalui proses pemangkasan. Tunas tersebut tumbuh menjadi anakan produktif, menghasilkan malai, dan dapat dipanen kembali.
Teknologi ratun dinilai efisien karena tidak memerlukan pengolahan tanah ulang, pembibitan, atau penanaman kembali, sehingga mampu menekan biaya produksi dan menghemat tenaga kerja. Selain itu, siklus tanamnya lebih singkat dibanding metode konvensional.
Meski hasil panen ratun biasanya lebih rendah dibanding panen utama, sistem ini tetap memberikan keuntungan ekonomis, terutama dalam efisiensi biaya dan waktu.
Keberhasilan panen ini menjadi bukti nyata dari penerapan pendidikan pertanian di lingkungan Ma’had Al-Zaytun. Di tengah kekhawatiran nasional terhadap krisis regenerasi petani muda, para pelajar Al-Zaytun justru menunjukkan antusiasme tinggi dalam belajar dan praktik langsung di bidang pertanian.
“Alhamdulillah, para santri sangat semangat belajar bertani. Ini menjadi bentuk kontribusi nyata dalam membangun ketahanan pangan dan regenerasi petani,” ujar salah satu pembina kegiatan pertanian di Ma’had Al-Zaytun.
Sistem pertanian ratun kini mulai diterapkan di berbagai lembaga pendidikan berbasis pertanian sebagai solusi budidaya yang efisien dan berkelanjutan. (SZ)