SUBANGPOST.COM – Kepala Desa Jayamukti, Kecamatan Blanakan, Surjaya, menghadiri peringatan Hari Mangrove Sedunia 2025 yang diselenggarakan di Desa Anggasari, Kecamatan Sukasari, Kabupaten Subang, pada Kamis (31/7/2025).
Kegiatan tersebut turut dihadiri Wakil Menteri Lingkungan Hidup merangkap Wakil Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup, Diaz Hendropriyono, serta Wakil Bupati Subang, Agus Masykur Rosyadi.

Dalam sambutannya, Diaz Hendropriyono menekankan pentingnya pelestarian ekosistem mangrove sebagai benteng alami terhadap abrasi dan perubahan iklim, sekaligus menjadi habitat penting bagi berbagai biota laut.
Selain kegiatan penanaman mangrove, acara ini juga menjadi sarana edukasi publik mengenai bahaya pencemaran plastik, serta mendorong keterlibatan seluruh elemen masyarakat dalam menjaga kelestarian lingkungan pesisir.
Kepala Desa Jayamukti, Surjaya, menyambut baik pelaksanaan kegiatan ini dan menyatakan dukungannya terhadap upaya pelestarian mangrove sebagai bagian dari komitmen menjaga keseimbangan alam di wilayah pesisir Subang.
“Peringatan Hari Mangrove Sedunia tahun ini merupakan momentum penting untuk memperkuat sinergi antara pemerintah pusat, daerah, dan masyarakat dalam menjaga kelestarian ekosistem mangrove,” ujar Surjaya kepada Subangpost.com, Kamis (31/7/2025).
Di wilayah Desa Jayamukti sendiri, hutan mangrove yang dikelola oleh Perhutani tercatat seluas sekitar 735,25 hektare. Sementara itu, luas hutan mangrove di Kabupaten Subang secara keseluruhan mencapai sekitar 7.345 hingga 7.346 hektare.
Mangrove dikenal sebagai salah satu ekosistem yang paling produktif di dunia. Selain mendukung keanekaragaman hayati yang tinggi, tanah mangrove juga mampu menyerap karbon secara efektif dan berfungsi sebagai pelindung alami terhadap gelombang badai.
Hutan Mangrove Dunia Menyusut
Menurut data UNESCO, sejumlah negara telah kehilangan lebih dari 40 persen kawasan mangrove. Sebagai bentuk perlindungan global, UNESCO telah memasukkan hutan mangrove ke dalam berbagai skema konservasi seperti Cagar Biosfer, Situs Warisan Dunia, dan UNESCO Global Geoparks, serta memperkuat perlindungan terhadap ekosistem karbon biru.
Hari Mangrove Sedunia atau International Day for the Conservation of the Mangrove Ecosystem diperingati setiap tanggal 26 Juli sejak ditetapkan oleh UNESCO pada tahun 2015, dan pertama kali dirayakan secara global pada tahun 2016.
Indonesia, sebagai negara dengan hutan mangrove terluas di dunia, memiliki tanggung jawab besar dalam melestarikan ekosistem ini. Upaya bersama dari pemerintah, masyarakat, dan berbagai pihak terkait sangat dibutuhkan untuk menjaga keberlanjutan hutan mangrove dan mencegah dampak negatif yang lebih besar.
Reporter: Sacim Zein