Mon - Sat 8.00 - 17.00

KKP Genjot Revitalisasi Tambak Pantura untuk Perkuat Ekspor Tilapia

spot_img

Berita Teratas

Berita Lainnya

SUBANGPOST.COM – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menegaskan komitmennya memperkuat sinergi lintas sektor guna mendorong produk tilapia (ikan nila) Indonesia menembus pasar global.

Upaya ini diwujudkan melalui program revitalisasi tambak di Pantura Jawa Barat yang diproyeksikan menjadi motor penggerak budidaya tilapia berkelanjutan.

“Kita ingin tilapia Indonesia hadir di pasar global bukan hanya dari sisi kuantitas, tetapi juga kualitas. Oleh karena itu, aspek keberlanjutan, keamanan pangan, hingga branding akan terus kita dorong bersama seluruh pemangku kepentingan,” ujar Direktur Jenderal Perikanan Budi Daya KKP, Tb Haeru Rahayu, dalam siaran pers yang dikutip Kamis (11/9/2025).

Menurut Haeru, terdapat sekitar 78.550 hektare tambak yang telah idle lebih dari 30 tahun dan masih dikelola secara tradisional tanpa tandon serta instalasi pengolahan air limbah (IPAL), dengan produktivitas rendah rata-rata 0,6 ton per hektare per tahun.

Melalui revitalisasi, KKP menargetkan pengelolaan 20.000 hektare tambak modern dengan konsep integrasi dan keberlanjutan.

Target tersebut mencakup pembangunan tandon, IPAL, rekonstruksi kolam, penggunaan benih unggul, pakan berkualitas, serta pemanfaatan teknologi terkini.

Geliat Ekonomi dan Teknologi Budidaya

Direktur Ikan Air Laut KKP, Ikhsan Kamil, menjelaskan program revitalisasi akan berfokus pada Integrated Tilapia Farming, yaitu integrasi hulu, budidaya (on farm), hingga hilir dalam satu ekosistem. Program ini melibatkan sektor swasta, pemerintah daerah, masyarakat pengarap, serta industri pendukung.

Setiap kabupaten akan dikembangkan melalui sistem kluster budidaya modern dan mandiri, dilengkapi dengan industri hulu dan hilir seperti hatchery penyedia benih unggul, pabrik pakan, pabrik pengolahan, fasilitas rantai pasok beku (cold chain facilities), dan industri lain.

“Target luasan per klaster kurang lebih 1.000 hektare,” katanya.

Industri yang tumbuh dari program ini mencakup penyediaan induk, sarana budidaya seperti plastik HDPE, kincir, pompa, pakan, obat-obatan, hingga dukungan industri hilir untuk memperluas pasar ekspor maupun memperkuat konsumsi domestik.

Revitalisasi juga menerapkan manajemen berbasis teknologi, antara lain silo autofeeder, wave-breaker, dan root blower. Tahapan budidaya dilakukan mulai dari pendederan awal (0,2–5 gram), pendederan akhir (5–100 gram), hingga pembesaran (100–1.000 gram).

Budidaya nila salin ini berorientasi pada produksi tilapia premium berstandar ekspor, dengan ukuran panen 1 kilogram per ekor, guna memenuhi kebutuhan pasar global.

Areal dan Dukungan Industri

Program revitalisasi dilaksanakan di kawasan Hutan untuk Ketahanan Pangan (KHKP) sesuai Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 274 Tahun 2025. Total luas areal mencapai 20.413,25 hektare, tersebar di empat kabupaten di Jawa Barat, yakni Bekasi, Karawang, Subang, dan Indramayu.

Ketua Asosiasi Tilapia Indonesia (ATI), Alwi Tunggul Prianggolo, menilai revitalisasi tambak Pantura menjadi momentum penguatan nila sebagai komoditas industri.

“Kami mendorong hasil panen diarahkan ke industri pengolahan sehingga menghasilkan fillet berdaya saing global, dengan tetap melibatkan pembudidaya lokal,” ujarnya.

Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono, menegaskan program revitalisasi tambak Pantura diyakini mampu menggeliatkan ekonomi masyarakat sekaligus memperkuat posisi nila salin sebagai komoditas bernilai tinggi di pasar domestik maupun global. (*)

Editor: Zein A.F.

Catatan Redaksi: Artikel ini dipublikasikan secara otomatis dan dapat mengalami pembaruan sesuai perkembangan informasi terbaru maupun klarifikasi dari pihak terkait.
Bagikan Artikel

Berita Lainnya

Berita Terbaru

DAERAH

Polres Subang Ungkap Pembobolan ATM BJB, Lima Pelaku Ditangkap

SUBANGPOST.COM – Satuan Reserse Kriminal Polres Subang, Polda Jawa Barat, berhasil mengungkap kasus pencurian dengan pemberatan (curat) yang terjadi di Kantor KCP Bank BJB,...

INVESTIGASI

Rekomendasi

KAMTIBMAS

NASIONAL

TOP NEWS

TNI-POLRI

PEMERINTAHAN

PENDIDIKAN

PERTANIAN

TRENDING

EKONOMI

BUDAYA

OPINI

STORIES

ARTIKEL LAIN