SUBANGPOST.COM– Sejumlah pengemudi angkutan umum perkotaan (angkot) di wilayah Subang Selatan mengeluhkan maraknya mobil pribadi jenis minibus yang beroperasi secara ilegal mengangkut penumpang di kawasan salah satu perusahaan garment di Kecamatan Subang, Kabupaten Subang, Jawa Barat.
Mobil-mobil pribadi yang jumlahnya diduga mencapai puluhan unit tersebut kerap digunakan untuk antar jemput karyawan, meski tidak memiliki izin trayek resmi dari dinas terkait.

Salah seorang perwakilan Organda Kabupaten, menyatakan keprihatinannya atas sikap pembiaran dari pihak berwenang terhadap praktik angkutan ilegal tersebut.
“Seharusnya dinas terkait segera bertindak dan menertibkan mobil yang tidak memiliki izin trayek. Apalagi mobil-mobil itu selalu membawa penumpang melebihi kapasitas,” ujarnya.

Ia menyebut, sejumlah minibus pribadi seperti Suzuki APV yang idealnya hanya memuat delapan orang penumpang, diduga kerap mengangkut hingga 15 orang.
Kondisi ini dinilai membahayakan keselamatan penumpang dan melanggar aturan transportasi.
Ia menambahkan, selain membahayakan, keberadaan angkutan ilegal tersebut sangat merugikan pengemudi angkutan umum resmi yang telah memenuhi ketentuan perizinan.
“Pendapatan kami para sopir angkot turun drastis karena kalah bersaing dengan mobil-mobil ilegal ini. Kami punya izin trayek, tapi justru kehilangan penumpang,” katanya.
Pihaknya berharap pemerintah daerah dan instansi terkait segera turun tangan untuk menindaklanjuti persoalan tersebut sebelum situasi di lapangan memanas dan menimbulkan konflik antar pengemudi.
“Kami mohon ada langkah konkret dari pemerintah, minimal dengan memfasilitasi mediasi antara pengemudi angkutan resmi dan pihak perusahaan, agar bisa dicarikan solusi yang adil,” ucapnya.
Ia menegaskan, dampak dari angkutan ilegal ini bukan hanya soal ekonomi, tetapi juga menyangkut ketertiban dan keamanan di wilayah Subang Selatan.
“Jika dibiarkan terus, bukan tidak mungkin akan terjadi gesekan di lapangan. Karena itu kami mendesak adanya tindakan cepat dan tegas dari pihak berwenang,” tandasnya.
Reporter: Tardi