SUBANGPOST.COM – UPTD Pertanian Kecamatan Blanakan menanggapi keluhan salah seorang Netizen yang disampaikan melalui media sosial mengenai kondisi pertanian di Dusun Kertamulya, Desa Jayamukti, Kecamatan Blanakan, yang disebut sering mengalami banjir serta adanya dugaan pungutan dari ulu-ulu atau petugas pengairan.
Keluhan tersebut diunggah oleh akun media sosial @fikriisatriaa dan ditujukan kepada Bupati Subang, Reynaldy Putra Andita. Dalam narasinya, akun tersebut menyampaikan keresahan para petani yang kerap gagal panen akibat banjir, serta keluhan mengenai praktik pemberian “jatah” kepada petugas ulu-ulu.
Menanggapi hal itu, Kepala UPTD Pertanian Kecamatan Blanakan, Sawinan, SP, menyatakan bahwa pihaknya telah menindaklanjuti aduan tersebut secara langsung bersama penyuluh pertanian, pemerintah desa, dan perwakilan kelompok tani.
“Pada tanggal 24 Juni 2025, kami turun ke lapangan bersama tim dan Kepala Desa Jayamukti. Dari hasil peninjauan, genangan air disebabkan oleh saluran pembuang yang mengalami sedimentasi,” ungkap Sawinan.
Ia menambahkan, Dinas Pertanian Kabupaten Subang telah mengusulkan program normalisasi saluran pembuang ke Kementerian Pertanian sebagai solusi jangka panjang untuk mencegah banjir berulang.
Terkait dugaan pungutan oleh ulu-ulu, Sawinan menjelaskan bahwa sebenarnya telah ada kesepakatan bersama antara petani dan ulu-ulu yang dibuat melalui musyawarah.
“Upah untuk ulu-ulu sudah disepakati sejak lama, yaitu sebesar 50 kg gabah kering panen per hektare setiap musim. Tapi jika petani gagal panen karena bencana atau hama, maka ulu-ulu tidak menarik upah,” tegasnya.
Ia juga memastikan bahwa tidak ada unsur pemaksaan dalam pelaksanaan tugas ulu-ulu di lapangan. Persoalan yang disampaikan oleh warga tersebut telah difasilitasi dan diselesaikan secara musyawarah dengan hasil yang disepakati bersama.
“Kami berharap semua pihak dapat menyampaikan keluhan secara langsung agar segera ditangani. UPTD selalu terbuka untuk berdialog dengan petani,” bebernya.
Sementara itu, Kepala Desa Jayamukti, Surjaya, langsung mengambil langkah responsif. Ia berencana akan mengundang para petani dan ulu-ulu untuk bermusyawarah, guna mencari solusi bersama.
“Besok, kami akan segera mengkonfirmasi kepada semua pihak terkait, termasuk memanggil seluruh ulu-ulu untuk mendengarkan langsung penjelasan mereka,” ujar Surjaya kepada subangpost.com melalui sambungan telepon, Selasa (24/6/2025).
Selain itu, pihak desa juga akan mengundang pemilik akun media sosial @fikriisatriaa untuk dimintai keterangan lebih lanjut terkait aduannya.
“Kami ingin persoalan ini diselesaikan secara terbuka dan bermusyawarah. Kami juga akan mengundang pihak pengadu agar duduk bersama dan mendapatkan penjelasan dari berbagai pihak,” tambahnya.
Surjaya juga menjelaskan, pertemuan nanti akan membahas perlunya kesepakatan terkait bentuk dan besaran upah bagi ulu-ulu, agar tidak lagi terjadi perselisihan antara petani dan petugas pengairan di kemudian hari.
“Dengan langkah ini, saya berharap polemik yang beredar bisa diluruskan melalui mekanisme dialog langsung dan penyelesaian secara terbuka,” pungkasnya.
Reporter: Sacim Zein