SUBANGPOST.COM – Sejumlah petani mangga di Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, mengeluhkan anjloknya harga mangga di pasaran. Harga berbagai jenis mangga seperti Gedong Gincu, Cengkir, dan Aromanis mengalami penurunan drastis sejak pertengahan Mei 2025.
Di pasar induk Kramat Jati, Jakarta Timur, dan Pasar Ciroyom, Bandung, harga mangga disebut jauh lebih rendah dibanding tahun-tahun sebelumnya. Penurunan ini membuat para petani terpukul, apalagi saat memasuki musim panen.
“Harga mangga sekarang sangat memprihatinkan. Tahun lalu kami masih bisa untung, tapi sekarang jelas merugi. Biaya perawatan pohon tidak sedikit, mulai dari pupuk, pestisida, hingga ongkos tenaga kerja,” ujar H. Awan Gunawan, salah satu petani mangga di Majalengka, Senin (27/5/2025).
Awan menjelaskan, pohon mangga yang dirawat secara intensif bisa berbuah dua kali dalam setahun. Namun, saat panen raya di bulan Mei ini, banyak petani justru harus menanggung kerugian yang mencapai ratusan juta rupiah akibat harga jual yang tidak sebanding dengan biaya produksi.
Lebih parah lagi, para bandar mangga di Majalengka sementara waktu tidak dapat menyerap hasil panen. Situasi ini menambah kekhawatiran petani, mengingat buah mangga yang sudah matang di pohon tidak bisa ditunda masa panennya.
“Buah mangga ini tidak bisa disimpan lama di pohon. Kalau tidak segera dipanen, bisa busuk. Tapi kalau dipanen, malah tidak ada yang beli. Kami betul-betul terjepit,” tambah Awan.
Petani berharap ada perhatian dari pemerintah maupun stakeholder terkait untuk mencari solusi atas persoalan ini, agar kerugian tidak semakin meluas.
Pewarta: Tarpin Arifin Kada