SUBANGPOST.COM- Salah satu sekolah menengah pertama negri (SMPN) 4 Patokbeusi dikeluhkan wali murid karena dugaan maladministrasi.
Pasalnya pengelola SMPN 4 Patokbeusi mewajibkan biaya study tour yang membebani para orang tua siswa.
Salah satu orang tua siswa berinisial AHT (40) menyampaikan hal tersebut.
Menurutnya, sekolah negeri seharusnya tidak memungut uang untuk keperluan lainnya apalagi untuk biaya study tour atau piknik atau segala bentuk jenisnya.
Menurut orang tua wali murid lainya juga mengeluhkan hal yang sama Mereka menduga pihak sekolah melakukan pungutan seperti mewajibkan anaknya ikut study tour tutur nya .
Pasalnya, di katakan Orang tua Murid, bahwa siswa siswi kelas 8 dan 9 untuk biaya Study Tour dengan biaya dari Orang tua murid sebesar Rp 850.000 per setiap siswa. Senin 28/04/2024.
Biaya jalan jalan atau Study Tour sebesar Rp 850.000 Per setiap siswa tersebut, di keluhkan oleh sejumlah orang tua murid karena di anggap terlalu mahal, sehingga di rasa ‘Mencekik’ leher Orang tua siswa, khususnya bagi orang tua murid yang tidak mampu secara ekonomi.
Apa lagi sekarang dari pihak sekolah minta DP seratus ribu rupiah tegasnya.
Belum lagi untuk tamatan kelas 9 katanya.
jadi pusing pak sama kita uang terus ,uang terus.menurut AHT ke wartawan.
“Jadi komite sekolah itu seolah-olah berperan penting dalam iuran itu.
Kendalanya kan orang tua itu nggak mampu semua.
Untung-untung kalau kita bisa maksain, pinjam sana-sini.
Saya jujur sehari-hari jualan sayur di pasar, pabetot-betot (tarik-menarik) lah istilahnya,” sambungnya.
“Jadi kalau dihitung-hitung sekolah negeri kayak sekolah swasta.
Ada uang kas, ada uang kadeudeuh, dah banyak lagi.
Jangan sampai seperti ini lah, kalau seragam itu setiap harinya beda (berganti-ganti) nggak kaya dulu dan itu harus beli.
Kalau putih biru boleh (beli) dari luar.
Kalau baju pramuka dan lain sebagainya itu harus dari sekolah kaya topi, kaos kaki harus dari sekolah,” tuturnya.
AHT meminta agar kebijakan itu dipertimbangkan lagi.
“Ini sudah lama, kalau tidak diubah kasian orang tua tidak mampu semua,” katanya.
“Harapannya ya ingin seperti biasa saja jangan banyak pungutan, katanya gratis dari pemerintah tapi kenapa banyak pungutan yang tidak jelas dengan dalih se-ridonya,” sambungnya.
Orang tua lainnya berinisial AC (40)
AC mengatakan, jika memang iuran itu tidak bisa dihapuskan, Komite Sekolah dan kepala sekolah harus membuat kebijakan yang tidak memberatkan orang tua.
“Ya kalau nggak bisa dihapus dan memang membantu kebutuhan anak-anak terus kebutuhan tambahan untuk guru honorer nggak jadi masalah sebetulnya, tapi jangan memberatkan.
Banyak sebetulnya yang keberatan, tapi tidak bisa lantang menyuarakan,” ujarnya.
Dikonfirmasi terpisah, kesiswaan sekolah menengah tingkat pertama SMP 4 pak Anen membenarkan hal itu terjadi .
itu untuk kelas delapan dan kelas sembilan uang tersebut dimintai peda setiap muridnya.
dalihnya untuk piknik dan kebutuhan lainnya.
Hal senada ketika Awak Media menyambangi sekolah SMPN 4 ketemu salah satu Guru mengatakan Pak Kepala Sekolah nya lagi ada rapat di Subang , alhasil meminta nomor kontak Kepsek jawabanya hp yang dibawa punya istri.
Oleh karena itu Pihak Aparat Penegak Hukum (APH) dalam hal ini Saber Pungli dari Polres Subang diminta untuk segera turun tangan melakukan tindakan hukum, terkait sekolah SMPN 4 Patokbeusi Desa Tanjung Rasa Kecamatan Patokbeusi Kabupaten Subang terkait biaya Studi Tour yang pantastis yakni Rp 850 ribu rupiah dan wajib DP Rp 100 ribu rupiah.
Sabab, Patut kita Menduga atau setidak tidaknya Curiga, bahwa Jalan jalan atau study tour tersebut, di manfaatkan oleh Oknum Penyelenggara Pendidikan, untuk Mencari Keuntungan Pribadi atau Pungutan Liar (Pungli) atas Jabatan dan Wewenangnya.
kenapa demikian, karena Uang untuk jalan jalan atau Study tour tersebut bersumber dari Masyarakat khususnya Orang tua siswa.pungkasnya
Pewarta : Apung
Editor : Uta